PENGALAMAN PERTAMA TES CPNS



yah pada akhirnya saya bisa menulis postingan ini setelah kurang lebih 24 jam yag lalu saya resmi ditolak menjadi cpns. sebelumnya saya peringatkan bahwa tulisan ini berisi mengenai cerita kegagalan,tetapi saya yakin saya bisa mengambil banyak hikmah dari pengalaman pertama saya mengikuti seleksi cpns. nah mari langsung ke inti cerita aja ya.

semua orang pasti sudah tahu ya kalau september lalu pemerintah Indonesia secara besar-besaran membuka lowongan untuk bergabung memajukan bangsa a.k.a. menjadi cpns yang kemudian akan menjadi pns atau pegawai negeri sipil. saya, sebagai sarjana yang baru saja lulus tentu tidak mau ketinggalan euforia tersebut dengan ikut mendaftar. sebetulnya saya tidak terlalu berminat untuk menjadi pns, namun karena dorongan orang tua dan teman-teman yang terus mendesak saya untuk mendaftar saya ikuti saja. toh tidak ada ruginya, malah untung kalau memang saya berhasil lolos.

karena entah memang jurusan saya, mikrobiologi pertanian dengan gelar sarjana pertanian (SP) tidak begitu populer, maka sedikit sekali kementrian yang menawarkan formasi dengan kualifikasi jurusan saya. hingga pada akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada BPPT atau Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. yang sejatinya saya juga baru tahu ada lembaga yang seperti itu di Indonesia. BPPT sendiri merupakan sebuah lembaga yang dibawahi oleh KEMENRISTEK. formasi yang ditawarkan hanya satu yakni Perekayasa Pertama, hanya saja yang membedakan adalah kualifikasi pendidikan yang diminta. saya sendiri melamar pada kualifikasi pendidikan S1 Mikrobiologi / S1 Biologi. selain S1 BPPT juga membuka lowongan untuk lulusan S2 dan S3.

kuota yang diminta untuk setiap jurusannya berbeda, tetapi rata-rata hanya diambil 2-5 dan  masih dibagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu umum, cumlaude dan putra-putri Papua. singkat kata, saya melamar pada kategori umum dengan kuota penerimaan hanya dua saja.

adapun tahap seleksi cpns 2017 ini adalah seleksi berkas, skd atau seleksi kompetensi dasar, dan skb atau seleksi kompetensi bidang. apaan tuh? tenang, akan saya jelaskan satu per satu. 

Seleksi Berkas

diawali dengan seleksi berkas. tahap seleksi berkas dilakukan secara online, semua berkas yang dijadikan persyaratan harus diupload melalui sebuah akun di website sccn.bkn.co.id. adapun persyaratannya adalah NIK dan no KK. masing-masing kementrian memiliki syarat berkas yang berbeda-beda, untuk BPPT sendiri yang harus diupload adalah ijazah, transkrip dan absrak, surat lamaran dan pernyataan, daftar riwayah hidup dan KTP. sebenarnya di awal yang nggak yakin akan lolos seleksi berkas, karena ijazah saya yang belum sempat dilegalisir. namun karena pada akhirnya saya lolos seleksi berkas, jadi lanjut deh ke tahap selanjutnya.

Seleksi Kompetensi Dasar (SKD)

 tahap ini dilakukan dengan sistem CAT atau computer assisted test dan di lakukan di kantor BKN pusat di jakarta timur. adapun materi yang diujikan meliputi tes intelejensia umum / TIU, tes wawasan kebangsaan / TWK dan ter kompetensi pribadi / TKP. syarat untuk lulus pada tahap ini adalah harus lebih dulu memenuhi passing grade yaitu 298 dan untuk tiap-tiap tes juga memiliki passing grade yang harus dipenuhi yaitu 80 untuk TIU, 75 untuk TWK dan 143 untuk TKP. setelah memenuhi syarat passing grade selanjutnya akan dirangking dan hanya tiga kali jumlah kuota yang menempati urutan teratas yang berhak untuk melanjutkan ke tahap SKB. misalnya kuota yang diambil dua makan akan ada enam kandidata yang maju ke tahap SKB. saya sendiri tidak memiliki ekspektasi tinggi karena konon SKD ini tricky. selain itu saya juga merasa kurang maksimal dalam mengerjakan soal, namun ternyata kenyataan berkata lain. saya memperoleh nilai 385, which is nilai yang lumayan tinggi. walaupun tidak sesuai target saya 400, tapi saya pede akan bisa melanjutkan ke tahap SKB. 

Seleksi Kompetensi Bidang (SKB)

setelah penantian lama, pengumuman kelolosan SKB pun muncul dan sesuai ekspektasi, saya lolos. seleksi kompetensi bidang berbeda-beda di tiap kemetrian. di BPPT sendiri SKB terdiri dari tes CAT SKB, tes psikologi dan wawancara bidang dengan presentasi nilai 50%, 25%, 25%. 

Computer Assisted Test (CAT) SKB

sangat berbeda dengan SKD yang sudah jelas sekali soal macam apa yang akan diujikan, pada tahap SKB ini kami benar-benar buta dengan soal macam apa yang akan diujikan. karena ini merupakan seleksi kompetensi bidang, maka pada awalnya saya berpikir soal yang diujikan akan sesuai dengan bidang atau jurusan saya lamar, which is mikrobiolgi atau biologi. hingga pada hari H pelaksanaan SKB terkuak juga soal seperti apa yang diujikan. soal yang menurut saya sama sekali tidak bisa dibilang mengetes kemampuan bidang saya. soal yang sangat random. soalnya memuat materi dari semua jurusan ekonomi, kimia, fisika, hukum, politik, dan bahkan ada soal tes kepribadian juga loh. bukan cuma saya, semua kandidat SKB BPPT mengakui keanehan soal CAT SKB BPPT itu. mulai dari sini kepercayaan diri saya seketika luntur, apalagi setelah tahu bahwa nilai saya adalah yang paling rendah dibanding dengan lima kandidat lainnya.

Tes Psikologi

selanjutnya adalah tes psikologi yang mengambil porsi 25% dari keseluruhan SKB. tes psikologi yang dilakukan sama seperti yang biasa dilakukan untuk melakukan rekrutmen karyawan sih. ada wartegg test, itu loh yang disediakan beberapa kotak dengan beberapa gambar tidak selesai, trus kita disuruh menyelesaikan. saya sendiri lumayan pede dengan wartegg test ini. setidaknya saya sudah mempraktikkan tips-tips mengerjakan wartegg test yang ada di buku dan internet. selanjutnya adalah tes menggambar manusia. saya juga pede dengan test ini, mengingat kemampuan menggambar saya yang yah lumayan laah. saya juga sudah mempraktikkan tips-tips yang saya tahu. masih menggambar, selanjutnya adalah menggambar rumah, pohon dan manusia sekaligus. nah untuk test ini saya belum pernah melakukan dan belum pernah membaca tips, jadi ya menggambar random saja. selanjutnya adalah EPPS, lupa kepanjangannya apa. tes ini terdiri dari dua pernyataan kemudian kita disuruh memilih yang paling sesuai dengan diri kita. tidak tahu ya bagaimana cara menilainya, sepertinya tes ini akan mengetahui kecenderungan kita dalam berkerja dan berkomunikasi dengan orang lain, mungkin juga menilai keteguhan kita dalam memilih karena soal yang sama bisa muncum dua sampai tiga kali. namun tidak ada jaminan kita akan memilih jawaban yang sama, mengingat jumlah soal yang sangat banyak. terakhir adalah pauli, nah saya kaget banget tuh pas panitia bilang ada pauli, soalnya saya baca di pengalaman orang-orang yang mendaftar cpns BPPT mereka tidak melakukan tes pauli. pauli itu apa? itu long yang kita dikasih satu lebar besar berisi angka-angka, kemudian dengan waktu tertentut kita disuruh menjumlah angka. yang diuji disini adalah kegigihan dan ketahanan menghadapi tekanan. selain jawaban yang kita buat harus benar, mereka juga melihat grafik kita, apakah naik, turun, atau naik turun. nah tes ini nih yang saya sama sekali nggak pede. karena setahu saya tidak ada tes ini maka tidak latihan sebelumnya. lebih-lebih lagi saya memang lambat soal perhitunga, ya walaupun perhitungan sederhana sekalipun. pikiran saya juga nggak jernih ketika mengerjakan test ini, udah pesimis aja bawaannya. mana ngelihat samping kanan kiri pada gercep banget ngerjainnya. bahkan ada yang sampai nambah kertas. saya? jangankan nambah, satu saja nggak habis :( 

dari sekian banyak tes psikologi yang saya lakukan, yang aneh adalah ketika hasil akhir keluar, nilai tes psikologi saya 0.00? masuk akal nggak?

Wawancara Bidang

wawancara akhirnya dilakukan selang dua minggu dari tes CAT dan psikologi. karena saya sudah nggak pede dengan tes CAT dan psikologi, saya datang wawancara hanya sebagai pelengkap saja. ya masa mau nyerah gitu aja kan. saya tidak melakukan banyak persiapan untuk wawancara ini karena tidak tahu harus menyiapkan apa. saya tidak yakin pertanyaan apa yang akan ditanyakan. tapi untuk jaga-jaga saya menyiapkan jawaban klise untuk pertanyaan semacam: kenapa kamu mau jadi pns padahal gajinya kecil? yang pada akhirya nggak ada tuh pertanyaan-pertanyaan klise semacam itu. wawancara saya tidak lama, kurang lebih hanya 15 menit dari alokasi waktu 30 menit. yang ditanyakan seputar penelitian dan skripsi. di sini saya merasa seperi pendadaran untuk yang kedua kalinya. agak menyesal juga sih kenapa saya tidak belajar lagi skripsi saya, karena ternyata mereka sangat mengulik dan sampai bertanya tentang masa depan penelitian saya itu. pertanyaan lain malah hanya seperti pertanyaan basa-basi soal latar belakang keluarga. nah pertanyaan yang sebenarnya sering muncul dalam wawancara kerja tapi saya malah tidak menyiapkan jawabannya adalah pertanyaan: apa kelebihan dan kekuranganmu? kamu lebih suka bekerja sendiri atau tim? karena memang tidak ada persiapan, makanya saya merasa juga kalau saya muter-muter jawabnya. untuk nilai wawancara ternyata saya nggak buruk-buruk amat kok, masih ada yang lebih buruk gitu. heheh. 

jadi setelah wawancara selesai, saya makin yakin kalau saya nggak mungkin lolos. ingin rasanya berharap tapi saya juga kan harus tetap realistis. meskipun demikian toh pada akhirnya saya tunggui juga itu pengumumannya. sampai pada akhirnya 24 jam yang lalu saya resmi tidak lolos menjadi CPNS BPPT 2017.

sedih sih ngga terlalu, karena memang sudah punya ekspektasi nggak lolos. cuma ya sudahlah, lagian kan ini pengalaman pertama, sudah bisa sampai tahan wawancara aja sudah bagus kok. heheh. pelajaran yang saya dapatkan adalah pertama, banyak-banyak membaca, baca apapun. dari situ kalau ada pertanyaan apapun kesempatan untuk bisa menjawab lebih tinggi. kedua, latihan lagi mengerjakan soal-soal psikologi, apalagi pauli. karena perusahaan jaman now rata-rata selalu menggunakan tes yang satu ini. ketiga, jangan dulu menyerah dan tetap berusaha sampai titik darah penghabisan sebelum garis finish. ini saya rasakan sekali pas di tes wawancara, merasa saya kurang sekali persiapannya. jadi wajar saja kalau gak lolos :)

nah jadi kira-kira begitu. semoga bisa menjadi gambaran untuk siapa saja yang akan ikut tes CPNS khususnya di BPPT.

salam olahraga!

pic source: prettybooks

Komentar

  1. Ngp dak ngelamar di bnpt bae sak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan harus sesuai jurusan yo, mungkin waktu itu bnpt nggak offer jurusanku jadi aku dak dftr. sudah lupo

      Hapus
  2. pengalaman nisa sampai wawancara cukup panjang dan layak dibagikan hehe
    aku mah sampai SKD doang sudah tidak lolos. aku di biologi, daftarnya di KLHK tapi ditolak whahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha pengalaman gini, ada yang mau baca aja syukur. karena SKD lebih jelas aja sih materi yang diujikan apa? jadi lebih mudah nyiapinnya. SKBnya blunder, bingung mau belajar apa? pada akhirnya nggak lulus juga :(
      nanti kita coba bareng lagi deh ya :)) semangat!

      Hapus
  3. Pernah ikut tes, cuma syang gak pernah lolos hmmmmm

    BalasHapus
  4. Haloo Mba,
    Makasih banyak untuk sharing pengalamannya, sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-samaa.. senang bisa bermanfaat untuk orang lain :))

      Hapus
  5. Wuaah..nilai SKd nya bagus bgt.. Udah sampai tahap sejauh itu udah bagus kok...:D tahub 2018 ada ikutan lagi nggak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbakk ikut lagi, tapi nggak seberuntung tahun kemaren hahah. tahun ini skd aja nggak lolos passing grade. nanti kalau ada lagi coba lagi hehe..

      apa mbak juga ikut?

      Hapus
  6. mbak, mau tanya sampel soal (real) SKB perekayasa di BPPT kayak apa? :D
    makasih mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. up.
      sebelumnya terimakasih mbak annisa atas pencerahannya.
      sangat bermanfaat mbak. terimakasih

      Hapus

Posting Komentar